Jumat, 05 Maret 2010

Mempersiapkan Diri Menanti Kedatangan Tuhan



Mempersiapkan Diri Menanti Kedatangan Tuhan

1 Tesalonika 5:1-11

Introduksi

Kedatangan Tuhan, merupakan sesuatu situasi yang tidak dapat diketahui oleh manusia, sebab situasi atau waktu itu adalah masa yang ditetapkan oleh Tuhan (Kis. 1:7). Perikop ini merupakan sambungan pasal 4:13-18 yang menceritakan mengenai kedatangan Tuhan. Rasul Paulus tidak memberitahukan atau tidak menuliskan kedatangan Tuhan itu kapan terjadi. Dalam BIS dituliskan “….tidak perlu kami menulis kepadamu kapan waktunya yang tepat hal-hal itu terjadi”. Mengapa demikian? Karena hanya Tuhan yang tahu dan itu adalah masa yang ditetapkan Tuhan. Sebab seandainya Tuhan memberitahukan waktu (χρόνως/khronos) dan masa (kairos/kairos) itu kepada manusia maka orang percaya tidak perlu lagi berjaga-jaga, karena sudah mengetahui waktu dan masa kedatangan Tuhan. Tetapi tidaklah seperti itu. Paulus menuliskan waktu dalam pengertian Jamak yaitu χρόνων/khronon artinya waktu-waktu, dan masa dalam pengertian Jamak yaitu kairon/kairon artinya masa-masa. Jadi maksud Paulus disini adalah tidak ada seorangpun manusia yang mengetahui waktu-waktu dan masa-masa kedatangan Tuhan itu.

Paulus hanya memberikan analogi atau gambaran kepada jemaat di Tesalonika bahwa kedatangan Tuhan itu seperti pencuri yang datang dimalam hari. Kata “…seperti pencuri..” dalam bahasa Yunani ώς κλέπτης. Maksud Paulus disini bukanlah menggambarkan esensi seorang pencuri yang sedang mencuri barang-barang berharga atau yang lainnya. Akan tetapi Paulus menggambarkan seperti pencuri maksudnya adalah tidak ada orang yang tahu kapan reaksi pencuri terlaksana, karena pencuri itu diam-diam dan tidak ada orang tahu waktu pencuri untuk mencuri. Jadi seperti pencuri sedang merujuk arti tentang waktu. Mengapa Paulus menggambarkan kedatangan Tuhan itu seperti pencuri? Karena tidak ada 1 orangpun yang mengetahui waktu dan masa kedatangan Tuhan. Apa tujuan Paulus menggambarkan kedatangan Tuhan itu seperti pencuri? Tujuan Paulus adalah supaya semua jemaat yang baru di Tesalonika tetap berjaga-jaga dalam segala hal.

Kalimat Penghubung

Sebagai orang Kristen hendaknya kita tetap siap sedia dalam kondisi apapun dan kapanpun. Berjaga-jaga merupakan cara terbaik untuk menanti kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Kemudian selalu rindu dengan kedatangan Tuhan akan membuat kita semakin optimis menanti kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya.

Maksud dan Tujuan

Karena mengetahui bahwa bahwa hidup ini sewaktu-waktu kita lemah, kita jatuh, dan lalai. Supaya dalam masa-masa hidup kita ini mempersiapkan diri dan tetap berjaga-jaga dan tetap hidup dalam Firman Tuhan. Entah kita bangun, entah kita tidur, kita tetap hidup didalam Tuhan. Sehingga menanti kedatangan Tuhan yang kedua kali, kita tidak perlu takut dan gentar melainkan kita tetap siap-sedia dan berjaga-jaga.

Kalimat Transisi

Bagaimana cara kita mempersiapkan diri dalam menanti kedatangan Tuhan yang kedua kali?

Proposisi Berita

“Selalu berjaga-jaga dan selalu berserah kepada Tuhan akan membuat kita kuat dan tidak takut dalam menanti kedatangan Tuhan yang kedua kalinya”

PENJABARAN BERITA:

Poin Pertama 1. Kita Hidup dalam Terang Firman Tuhan (ay.4-5)

Introduksi Poin

Nasihat-nasihat Paulus dalam perikop ini adalah nasihat-nasihat untuk tetap berjaga-jaga dalam menanti kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Paulus menjelaskan bahwa pada kedatangan Tuhan tidak aka nada yang luput, maksudnya dia mulai berbicara mengenai waktu yang tertentu mengenai kedatangan Kristus, yang akan bersifat mengerikan dan mendadak kepada yang jahat, tetapi nyaman kepada orang suci.

Paulus mengerti keberadaan orang Kristen di Tesalonika, dia mengetahui bahwa mereka adalah jemaat-jemaat yang tekun, dan mereka hidup dalam terang. Oleh karena itu Paulus tidak ada keraguan untuk menjelaskan hal ini kepada mereka, karena mereka adalah jemaat-jemaat yang hidup dalam terang.

Kalimat Penghubung

Setiap orang percaya akan mempertanggungjawabkan imannya dihadapan Tuhan. Oleh karena itu setiap orang percaya harus bersiap sedia dan berjaga-jaga dalam menanti kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Entah dia tidur, entah dia bangaun, entah dia dalam kondisi apapun orang percaya harus selalu siap-sedia.

Pelitian/Analisa ayat

Dalam BIS ayat 5 mengatakan “Saudara semuanya adalah orang yang hidup dalam terang; kalian tergolong pada siang yang terang. Kita bukan orang yang hidup dalam kegelapan, atau yang tergolong pada malam yang gelap.

Kata anak-anak diterjemahkan dari Istilah bahasa Yunani yang dipakai untuk menggelari seseorang untuk menunjukkan karakter atau sifatnya. Jadi jikalau diterjemahkan maka “kalian adalah orang yang hidup baik, suci, seperti orang yang hidup pada terang siang hari”. Anak-anak terang…siang berarti juga milik Kristus. Jadi ungkapan ini dapat juga diterjemahkan menjadi “kalian semua adalah milik Kristus dan hidup dalam terang”.

Dalam ayat 5 ini dimaksudkan memperkuat ayat 5a, dalam bentuk berbeda. Secara harafiah bahasa Yunaninya dapat diterjemahkan menjadi “ kita bukanlah milik malam atau milik kegelapan’. Suatu terjemahan yang menarik mengatakan “kita tidak punya hubungan atau sangkut paut dengan kegelapan mala”.

Penjabaran Berita

Paulus kemudian mendesak jemaat di Tesalonika kepada tugas-tugas perhatian; penelitian, ketenangan hati, dan latihan iman, cinta, dan harapan, sebagai hal yang pantas kepada status mereka. Sebab mereka adalah milik terang, atau milik Kristus. Jadi mereka harus menampilkan sifat dan karakter mereka yang sesuai dengan milik Kristus. Berbuat sesuatu yang menjadi teladan dalam menanti kedatangan Tuhan. Karena ayat 5 ini lebih menjelaskan lagi “kita tidak hidup seperti orang-orang yang selalu melakukan perbuatan tidak baik atu perbuatan yang gelap”. Kalau bahasa sasaran tidak wajar memakai kiasan maka bagian ayat ini dapat dibuat menjadi “kita tidak hidup seperti orang-orang yang melakukan pekerjaan yang tidak baik karena dia tidak mau pekerjaaannya dilihat orang” ata “kita tidak melakukan perbuatan jelek atau perbuatan jahat”. Jadi hal ini menjadi penegasan dari Paulus supaya jemaat-jemaat di Tesalonika tetap melakukan perbuatan yang baik dalam menanti kedatangan Tuhan.

Bantuan Refrensi

Dalam Matius 5:16 mengatakan “ Begitu juga terangmu harus bersinar di hadapan orang, supaya mereka melihat perbuatan-perbuatanmu yang baik, lalu memuji Bapamu di surga." Ayat ini memberi nasihat supaya perbuatan terang setiap orang yang percaya menjadi teladan bagi semua orang. Kemudian terang itu menjadi bagian hidup setiap orang yang percaya.

Dalam Matius 5:14 mengatakan “Kalian adalah terang dunia”. Ayat ini lebih menegaskan lagi bukan lagi perbuatan kita letapi lebih menegaskan kita adalah terangnya, kita teladannya. Jadi Tidak mungkin lagi kta hidup dalam kegelapan.

Penegasan Ulang

Menjadi terang di dunia ini adalah suatu keharusan yang harus dilaksanakan, dalam menanti kedatangan Kristus. Supaya ketika dimana Tuhan datang dalam waktu yang tidak kita ketahui, kita didapati oleh Tuhan dalam terang. Kemudian Prilaku yang sesuai dengan terang itu harus menjadi gaya hidup dalam kehidupan ini untuk menanti kedatangan Tuhan.

Ilustrasi/Contoh POHON ARA

12 Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar.

13 Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.

14 Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nya pun mendengarnya.

Aplikasi

Dalam hidup Kristen, menanti kedatangan Tuhan haruslah berbuah setiap saat. Sebab kita ini adalah terang oleh karena itu jadilah kita menjadi teladan bagi semua orang, menjadi berkat bagi orang lain. Jangan kita menjadi batu sandungan bagi orang lain tetapi hendaklah kita menjadi berkatdalam perkataan, tindakan dan pekerjan kita. Dalam kondisi ini kita tidak akan takut dalam menanti kedatangan Tuhan, karena kita berada dalam terang.

Kalimat Transisi

Menanti kedatangan Tuhan bukanlah suatu ketakutan yang membuat hidup kita ini mengalami ketakutan yang terus menerus. Tetapi menanti kedatangan Tuhan merupakan persiapan-persiapan hidup kita ini untuk melakukan sesuatu yang baik, yang memberkati orang lain, dan berkenan dihadapan Tuhan.

Poin Kedua 2. Kita Hidup mempergunakan Waktu(ay. 6-7)

Introduksi Poin

Pernahkah anda memikirkan bahwa hidup didunia ini sungguh sangat singkat? Ketika umur anda sudah bertambah, apakah anda sadar bahwa umur anda sedang berkurang? Apa yang sudah kita perbuat dan kita lakukan didunia ini? Apa yang sudah anda perbuat bagi orang lain dan bagi Tuhan? Apakah yang anda lakukan menjadi berkat atau mengecewakan?

Pertanyaan-pertanyaan diatas menjadi satu perenungan bagi kita, apakah kita sudah mempergunakan waktu kita di dunia ini dengan baik atau tidak. Tuhan memberikan waktu didunia ini yang setiap saat berjalan (Kronos/kronos) dan juga Tuhan memberikan masa waktu kita di dunia ini (Kairos/kairos). Hidup Kristen merupakan pemberian Tuhan yang merupakan suatu kesempatan hidup atau anugrah untuk hidup di dunia ini. Oleh karena itu setiap orang percaya harus mempergunakan waktu dengan baik.

Kalimat Penghubung

Orang percaya harus menyadari bahwa kehidupan kita ini merupakan sebuah kesempatan. Karena kesempatan ini tidak dapat terulang lagi dan hanya berjalan sekali saja. Menyadari hidup Kristen merupakan kesempatan/anugrah akan mendorong kita untuk selalu hidup dalam Tuhan dan mempergunakan kesempatan itu untuk berbuat sesuatu yang baik bagi sesame dan bagi Tuhan.

Penelitian/Analisa Ayat

Dalam ayat 6 dalam BIS, mengatakan “Baiklah jangan kita tidur atau kita tidak boleh tidur-tidur saja” tidak berarti bahwa orang Kristen tidak boleh tidur sama sekali. Pernyataan itu berarti disini bahwa kita tidak boleh bermalas-malasan. Ini dimaksudkan oleh Paulus bahwa kita harus mempergunakan waktu kita sebaik mungkin. Ada saatnya untuk tidur dan ada saatnya untuk bekerja. Pergunakanlah waktumu dengan baik supaya masa yang diberikan Tuhan kepada kita tidak sia-sia, melainkan berguna dan berkenan dihadapan Tuhan. Dan ayat ini juga memberi pengertian supaya kita tetap waspada baik dalam waktu kita tidur ataupun waktu kita sedang bekerja.

Dalam ayat 7Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam” lebih menjelaskan kepada perbuatan orang jahat seperti pemabuk. Pemabuk itu tidak sadar dan tidak bisa menahan diri. Oleh karena itu hendaklah kita jangan seperti pemabuk yang tidak siap-siaga, tetapi hendaklah kita orang-orang yang siap siaga dan mempergunakan waktu kita dengan baik.

Penjabaran Berita

Mempergunakan waktu kita sangatlah penting sekali, sebab segala sesuatu yang sudah kita lakukan tidak akan terulang lagi. Jikalau kita kemarin berbuat jahat berarti selamanya kita sudah pernah berbuat jahat. Jikalau kita kemarin gagal berarti selamanya kita sudah pernah mengalami kegagalan. Jikalau kita sudah pernah jatuh dalam perselingkuhan berarti selamanya kita sudah pernah selingkuh. Jikalau kita kemarin sudah mengecewakan Tuhan berarti selamanya kita sudah pernah mengecewakan Tuhan. Oleh karena itu belajarlah mempergunakan waktu kita untuk selalu melakukan yang baik dan yang berkenan dihadapan Tuhan.

Diatas semuanya itu, kita harus mengetahui tujuan hidup kita di dunia ini diciptakan oleh Tuhan, suatu tujuan yang mulia yaitu untuk memuliakan Tuhan. Waktu/masa hidup kita ini harus kita jadikan prioritas yaitu “waktu/masa untuk memuliakan Tuhan”. Pergunakanlah waktumu untuk Tuhan, dan berbuat sesuatu yang berkenan dihadapan Tuhan. Jikalau kita mempunyai prinsip seperti ini dalam hidup kita ini, maka kita tidak akan takut dalam menanti kedatangan Tuhan yang kedua kalinya.

Bantuan Refrensi

Dalam Yakobus 4:4 mengatakan “sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok, apakah arti hidupmu? Hidupmu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap”. Ayat ini mengajak kita berfikir, karena hidup kita ini sungguh sangat singkat, oleh karena itu kita harus mempergunakan waktu kita ini (kesempatan hidup/kairos) dengan baik.

Ayat ini sungguh memberikan suatu peringatan bagi kita, supaya kita mengerti keadaan hidup kita didunia ini. Sama sekali hidup ini hanya sebentar saja disbanding kehidupan yang kekal, oleh karena itu pergunakanlah waktumu.

Penegasan Ulang

Sadarilah arti hidupmu didunia ini, sebentar saja dan tiada artinya. Oleh karena itu Pergunakanlah waktumu, hiduplah dalam terang dan gunakan waktumu untuk kemuliaan Tuhan. Ingat masa/waktu hidup kita didunia ini adalah masa-masa untuk melayani dan memuliakan Tuhan. Pergunakanlah waktumu dan tetap berjaga-jaga. .

Ilustrasi/Contoh

Gadis Bodoh dan Gadis Bijaksana

1 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.

2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.

3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,

4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.

5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.

6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!

7 Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.

8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.

9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.

10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.

11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!

12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.

Aplikasi

Apa yang harus kita lakukan? Yang harus kita lakukan adalah Mempergunakan waktu kita untuk Tuhan. Hidupmu tidak akan berarti jikalau anda tidak berbuat sesuatu yang baik untuk Tuhan. Jadikan hidupmu menjadi terang dan menjadi teladan di dunia ini. Dengan demikian hidup kita akan berkenan dihadapan Tuhan.

Sadarilah hidupmu sebentar saja…!!! Supaya anda bisa berbuat sesuatu yang baik dan yang berkenan baik antara sesame maupun untuk Tuhan. Pergunakanlah waktumu untuk melayani Tuhan. Pergunakanlah waktumu menjadi teladan dan pergunakanlah waktumu menjadi terang didunia ini. Dengan demikian kita tidak takut mennti kedatangan Tuhan yang kedua kalinya.

Kalimat Transisi

Menanti kedatangan Tuhan adalah suatu persiapan-persiapan hidup kita ini, dimana setiap orang yang percaya mempergunakan waktunya didalam dunia ini untuk berbuat sesuatu yang baik di hadapan Tuhan. Dan juga mempergunakan waktu sebaik mungkin demi kemuliaan nama Tuhan.

KESIMPULAN

Tantangan

Nasihat-nasihat Paulus ini menjadi suatu tantangan bagi kita, dimana setiap orang yang percaya harus mempersiapkan dirinya dalam menanti kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Apakah kita akan menjadi terang dan teladan dalam dunia ini selama kita hidup di dunia ini? Sebagai orang yang percaya harus memiliki komidmen harus bisa menjadi terang dan teladan dalam dunia ini.

Kemudian yang kedua adalah apakah kita mempergunakan waktu/masa/kesempatan kita dengan baik dalam dunia ini? Sebagai orang yang percaya harus memiliki komidmen bahwa kita harus mempergunakan waktu kita dengan baik, berkenan dihadapan manusia dan berkenan dihadapan Tuhan. Amen!!!!

“TUHAN YESUS MEMBERKATI”

Oleh: Erwin S S

Senin, 18 Mei 2009

JANGAN BERSUNGUT-SUNGUT, TETAPI BERSABARLAH DIDALAM TUHAN


JANGAN BERSUNGUT-SUNGUT, TETAPI BERSABARLAH DIDALAM TUHAN

Keluaran 15:22-27

Keluaran menceritakan dengan dahsyat kemuliaan Allah, yang membawa bangsa Israel ke luar dari Mesir dan memelihara orang Israel hingga menuju tanah Kanaan. Orang Israel adalah umat pilihan Allah, yang sangat dikasihi oleh Allah. Sebenarnya, tidak ada kewajiban bagi Tuhan untuk membebaskan orang Israel dari tanah Mesir. Orang Israel dibebaskan dari Mesir hanya karena anugerah Allah. Orang Israel sudah dibebaskan oleh Allah dari perbudakan di Mesir. Ketika mereka baru keluar dari tanah Mesir, TUHAN langsung memimpin mereka melalui tiang awan dan tiang api. Tiang awan membuat orang Israel teduh ketika siang, dan tiang api memberi kehangatan dan menerangi jalan bagi orang Israel ketika malam. Siang malam TUHAN setia memimpin bangsa Israel. Ketika orang Mesir sudah berada di dekat orang Israel yang sedang berkemah di tepi Laut Teberau, tiang awan yang tadinya berada di depan orang Israel pindah ke belakang orang Israel, sehingga membuat mata orang Mesir kabur dan tidak bisa melihat orang Israel, sehingga bangsa Israel aman dari tangan orang Mesir yang sebenarnya sudah sangat dekat. Tuhan meniupkan angin semalam-malaman hingga Laut Teberau terbelah, sehingga orang Israel dapat berjalan di tengah laut. Betapa besar kemuliaan TUHAN! Ketika orang Israel sampai di seberang, TUHAN mencampakkan orang Mesir di tengah-tengah laut, hingga semuanya mati dan mayat mereka berserakkan di pantai. Betapa dahsyat hukuman TUHAN bagi orang berdosa dan betapa dahsyat pula kasih TUHAN kepada umat pilihanNya, yang seharusnya sama-sama binasa karena dosa.

Setelah sampai di seberang, umat pilihan Allah berjalan ke padang gurun Syur, menuju ke tanah Perjanjian. Di padang gurun Syur selama tiga hari, mereka tidak mendapat air. Kemudian mereka sampai ke Mara. Di Mara, air terasa pahit dan tidak dapat diminum. Belum lama setelah mereka melihat mujizat pembebasan yang begitu dahsyat dari TUHAN, orang Israel bersungut-sungut kepada Musa karena kekurangan air. Mereka bukan dengan rendah hati memohon berkat (air) dari TUHAN, tapi malah meragukan rencana TUHAN dan bersungut-sungut kepada Musa. TUHAN bermurah hati memberikan mereka air yang manis untuk diminum.

Mereka terus berjalan menuju tanah Kanaan, kemudian mereka sampai di Elim. Di Elim, TUHAN menyediakan dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma. Ketika orang Israel berlimpah berkat, tidak dicatat mereka mengucap syukur kepada TUHAN. Mereka menganggap bahwa berkat TUHAN itu layak untuk mereka terima! Celakalah kita yang menganggap bahwa segala kebaikan yang secara rutin kita terima itu layak kita dapatkan! Semua yang baik adalah berasal dari Allah! Kita masih hidup sekarang adalah hanya kemurahan Allah!

“TANGAN TUHAN TIDAK KURANG PANJANG UNTUK MEMBERKATI KITA

DALAM KEBUTUHAN YANG KITA PERLUKAN”

Bagaimana Sikap kita dalam menghadapi kondisi Kekurangan?

I. JANGAN BERSUNGUT-SUNGUT (Ayat 22-24)

  • Ketika bangsa Israel tiba di Mara mereka mendapati air yang pahit sehingga tidak bisa minum air tsb; maka mulailah mereka bersungut-sungut. Dalam Alkitab Bahasa Sehari-Hari ditulis mereka “mengomel”.
  • Air yang pahit berbicara mengenai keadaan / kehidupan yang sulit. Hidup kita bisa saja alami keadaan yang pahit karena kesulitan ekonomi, pekerjaan / usaha, masalah rumah tangga, dll. Apa reaksi sdr ketika menghadapi keadaan yang sulit? (Tanyakan kepada jemaat yang hadir).
  • Reaksi dengan bersungut-sungut, menggerutu atau mengomel dan marah tidak akan menyelesaikan persoalan. Ini adalah reaksi yang salah.

Tuhan yang menempatkan Israel untuk menjalani padang gurun, juga Tuhan juga yang menuntun dan menjaga bahkan memberkati mereka. Jadi banga Israel tidak pantas untuk bersungut-sungut. Demikian juga kehidupan kita ditempat ini jikalau Tuhan yang menempatkan kita ditempat ini, dan diijinkan untuk mengalami berbagai kondisi yang tidak cocok, tidak enak, bahkan harus mengalami kepahitan dan tekanan, PERCAYALAH Tuhan Yesus yang akan menopang, menolong, memberkati, bahkan menyediakan kekurangan kita.

Dalam Yakobus 5:9 “JAnganlah kamu bersungut-sungut…..”

NIV: Do not grumble against each other (= janganlah bersungut-sungut satu kepada yang lain / menentang satu sama lain).

NASB: Do not complain brethren, against one another (= janganlah mengeluh satu kepada yang lain / menentang satu sama lain).

Ini bisa berarti bahwa kita tidak boleh:

a) Saling menyalahkan.

Kalau satu keluarga mengalami penderitaan, maka seringkali mereka saling menyalahkan satu sama lain, sehingga justru memperberat penderitaan, dan memperkecil kekuatan mereka dalam menghadapi penderitaan.

b) Bersungut-sungut kepada orang kristen yang lain dan menga­takan bahwa Allah tidak adil / kasih.

Ingat bahwa kita memang boleh untuk sharing tentang penderitaan yang kita alami, tetapi tidak boleh dengan nada menyalahkan Allah / mengecam Allah!

c) Bersungut-sungut tentang orang kristen yang lain.

d) Bersungut-sungut kepada Tuhan dan meminta Tuhan membalaskan dendamnya. Kita boleh saja menceritakan kepada Tuhan tentang segala penderitaan kita dan bahkan tentang orang-orang yang mem­buat kita menderita, tetapi jangan dengan hati yang menginginkan balas dendam!

e) Bersungut-sungut karena orang kristen yang lain lebih baik nasibnya.

Bersungut-sungut bukanlah dosa yang bisa diabaikan / diremeh­kan. Tuhan tidak senang melihat kita bersungut-sungut, karena bersungut-sungut menunjukkan:

· tidak / kurang percaya.

· tidak puas / iri hati.

Kalau saudara suka bersungut-sungut, ingatlah bahwa dahulu Tuhan menghukum bangsa Israel karena dosa ini, dan semua ini terja­di sebagai contoh bagi kita (bdk. 1Kor 10:6,10).

Karena itu, kalau saudara adalah orang yang sering / selalu bersungut-sungut pada waktu mengalami penderitaan / kesukaran, mintalah ampun kepada Tuhan atas dosa itu, dan mintalah supaya Tuhan menolong saudara untuk bisa berhenti dari dosa itu!


+ Katakan kepada yang lain: “Kalau sedang Hadapi Masalah, Jangan Bersungut-Sungut!”

II. BERSERU KEPADA TUHAN (Ayat 25-27)

  • Dalam situasi dan peristiwa yang sama Musa bereaksi berbeda dengan bangsa Israel. Musa berseru-seru memanggil nama Tuhan. Dalam Alkitab Bahasa Sehari-Hari ditulis; “Musa berdoa sungguh-sungguh kepada Tuhan”.
  • Ketika Musa berseru kepada Tuhan, maka Ia memberikan solusi yaitu menunjukkan sepotong kayu dan Musa melemparkan kayu tersebut ke dalam air. Air yangh pahit tadi berubah menjadi air yang manis dan mereka bisa minum sepuasnya. Reaksi yang benar akan menghasilkan solusi yang tepat. Bahkan luar biasa dari Tuhan.
  • Tuhan bukan saja mengubah air yang pahit menjadi manis, tetapi juga berjanji melindungi mereka dari penyakit dan menyembuhkan mereka. Bahkan Tuhan menuntun perjalanan mereka kepada 12 mata air dan 7 pohon korma. Ini menggambarkan hidup yang keberkatan dan berkelimpahan (Baca ayat 27).

+ Illustrasi: Ada orang tua yang menderita karena anaknya terjerat dengan narkoba. Mereka sudah berulang-ulang berusaha menasehati anaknya tetapi tidak berhasil. Akhirnya mereka datang kepada Tuhan. Mereka berdoa sungguh-sungguh kepada Tuhan. Setelah beberapa tahun berdoa akhirnya Tuhan mengubah dan memulihkan anaknya. Sekarang ia sudah bekerja dan hidup bahagia dengan keluarganya. Tuhan itu luar biasa dan sanggup menjawab doa kita.

+ Ucapkan: “Tuhan Pasti Menjawab Seruan Doaku”.
+ Katakan kepada yang lain: “Tuhan Pasti Memulihkan Hidupmu”.

III BERSABARLAH (ay. 26-27)

a) Sabar dalam penderitaan, juga berarti bahwa kita tidak bersungut-sungut dalam menghadapi penderitaan.

b) Sabar juga berarti tidak iri hati melihat nasib orang lain yang tidak mengalami penderitaan seperti kita.

c) Sabar juga berarti bahwa kita tunduk / berserah sepenuhnya pada kehendak Allah, dan tidak memberontak / marah kepada Allah, pada waktu kita mengalami penderitaan.

Renungkan: apakah saudara sabar dalam mengalami penderitaan?

Bertahan hingga pada ahirnya (Filipi 1:6)

Di Tangan Tuhan:

Hidup anda, Waktu anda, Harta anda, Tenaga anda, Cita-cita anda, Suara anda, Talenta anda

Karena itu Jangan Bersungut-Sungut Tetapi berrsabarlah.

Sebelum kamu bersungut-sungut tentang sekolahmu pikirkanlah orang yang tidak sekolah.

Sebelum kamu bersungut-sungut tentang hidupmu dan masa depanmu pikirkanlah mereka yang gila.

+ Ucapkan : “Saya Tidak Bersungut-sungut Lagi”. ( Jangan Suka Bersungut-sungut!).

ALLAH MEMAKAI KESULITAN UNTUK MEMBUAT KITA LEBIH BAIK BUKAN LEBIH PAHIT!

Selasa, 12 Mei 2009

Saatnya Untuk Menyendiri


Saatnya Untuk Menyendiri

Matius 26:36-46

Melewati cobaan tidaklah mudah, akan tetapi memerlukan mujizat, kuasa dan pertolongan Tuhan. Bersekutu secara pribadi adalah salah satu caranya untuk memperoleh kuasa dan pertolongan Tuhan tersebut.

Kuasa Roh Kudus yang memampukan setiap orang percaya untuk melewati tantangan/masalah yang sangat sukar, sehingga masalah itu jadi berkat bagi diri kita ataupun orang lain.Dan Roh Kudus akan mengingatkan orang percaya untuk selalu menyerahkah hidup dan bersekutu dengan Tuhan. Sebab kalau tidak didalam Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa untuk membela hidup kita dari cobaan.(Yoh. 15:5, 2 Kor. 13:8).

Bagaimana kita caranya untuk menyendiri?

v Mencari tempat yang aman yang memungkinkan jiwa dan roh kita fokus kepada Tuhan., bukan seperti orang-orang farisi yang berdoa ditengah2 keramaian.

v Musa pergi ke gunung Sinai untuk menyendiri dengan tujuan untuk berhubungan dengan Tuhan secara langsung.

Mengapa dan untuk apa kita menyendiri?

  1. Untuk Mengungungkapkan isi hati kepada Tuhan (ay. 38,39,42,44)

Yesus sangat sedih dan gelisah karena penderitaan fisik yang akan segera dialami-Nya, pemisahan-Nya dari Bapa-Nya, dan kematian untuk dosa-dosa dunia. Jalannya kejadian-kejadian sudah ditentukan Tuhan, tetapi Ia dalam sifat kemanusiawian-Nya masih bergumul (Ibrani 5:7-9). Karena penderitaan-Nya yang berat itu, Ia dapat mengerti penderitaan kita.

Bergumul merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pertolongan Tuhan. Bergumul tidak hanya sekedar mengungkapkan isi hati kita kepada Tuhan, akan tetapi iman juga harus kuat. Apa artinya kita mengungkapkan isi hati kalau kita tidak percaya? Percaya adalah sebagai jaminan untuk mendapatkan pertolongan Tuhan (Mzm. 91:2).

Oleh karena itu adakan persekutuan pribadi dengan Tuhan untuk mencurahkan segala isi hati kita denganpenuh kepercayaan. Mengungkapkan isi hati adalah tanda bahwa kita memiliki iman dan percaya kepada Tuhan (Mzm 62:9) – curahkanlah isi hatimu kepada Tuhan sebab Tuhanlah tempat perlindungan kita.

  1. Untuk berjaga-jaga (ay. 41)

Ketika Tuhan Yesus melihat murid-muridnya yang kedua kali, Ia mendapati mereka sedang tidur. Tidakkah engkau dapat berjaga-jaga bersama hanya satu jam saja? Berjagalah bersama Aku, supaya penggoda tidak menguasai kamu. Memang rohmu mau melakukan yang benar tetapi kalian tidak sanggup karena tabiat manusia itu lemah. (BIS)

Hal ini mengindikasikan bahwa sipenggoda baik dari diri maupun dari luar akan terus mengintai hidup kita (I Kor. 7:5). Oleh karena itu dengan menyediakan saat-saat untuk menyendiri maka kita akan lebih berjaga-jaga dengan tidak memberi tempat kepada sipenggoda (Efesus 4:27).

Saat ini ada banyak serangan iblis, yang membuat hidup orang percaya mengalami sakit, lemah, menggoncang, bahkan merasuk pikiran kita untuk melakukan hal-hal yang tidak berkenan dihadapan Tuhan. Karena itu berjaga-jagalah dan adakan persekutuan pribadi dengan Tuhan supaya hidup kita sepenuhnya dikuasai oleh Tuhan.

  1. Untuk Menginginkan kehendak Tuhan (ay. 39,42,44)

Apakah Yesus mencoba mengelak dari tugas-Nya? Yesus menyatakan perasaan-Nya yang sebenarnya, tetapi Ia tidak menyangkal atau memberontak terhadap kehendak Tuhan. Ia menegaskan kembali keinginan-Nya untuk melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Doa Yesus menggarisbawahi penderitaan berat yang harus Ia alami yaitu penderitaan yang sangat besar karena Ia harus menanggung dosa seluruh dunia. “Cawan” adalah lambang dari penderitaan karena terpisah dari Allah Bapa di kayu Salib (Ibrani 5:7-9). Anak Allah yang tidak berdosa harus menanggung dosa-dosa kita dan semenrtara terpisah dari Allah, supaya kita dapat diselamatkan untuk selama-lamanya. Sementara Yesus menyendiri berdoa, Yesus sadar apa artinya melakukan kehendak Tuhan. Ia memahami penderitaan yang segera akan dialami-Nya, dan Ia tidak mau menjalani pengalaman yang mengerikan itu. Tetapi Yesus berdoa, “Aku menginginkan kehendak-Mu, bukan kehendak-Ku.” Yesus harus melaksanakan misi-Nya yaitu melewati cawan/penderitaan supaya yang percaya memperoleh kemenangan. Ahirnya cawan itu jadi berkat bagi semua orang yang percaya kepada-Nya.

Semua yang pantas dimiliki ada harganya. Berapa harga komidmenmu kepada Tuhan? Anda harus bersedia untuk membayar kalau mendapat sesuatu yang pada akhirnya berharga untuk dimiliki.

Banyak orang memaksa supaya Tuhan memberitahukan kehendak-Nya, bahkan hati saya sendiripun pernah seperti ini. Akan tetapi jangan….sebab Tuhan tidak menahan kehendaknya. Sangat tidak masuk akal jikalau karena kita mengetahui kehendak-Nya, maka kita memuliakan Tuhan. Itu sangat keliru sebab:

- Jikalau berkat atau yang enak saja maka memuliakan

- Jikalau Dia mengijinkan cobaan maka yang timbul sakit hati

Jangan…bahkan jauhkan hal ini dari hati kita. Katakan kepada Tuhan:

v Here I am – Ini aku Tuhan

v Do Your will – lakukanlah kehendakMu

Sebab:

v Aku tahu siapa yang kupercaya

v Masa depan yang penuh harapan adalah milikku

Jika Doamu hidup maka kamu akan hidup dalam doamu.

Jika Penyembahanmu hidup maka kamu akan hidup dalam penyembahanmu.

JESUS BLESS US

Minggu, 26 April 2009

TERGERAK UNTUK BERTINDAK

OLEH: ERWIN SIMANJUNTAK


TERGERAK UNTUK BERTINDAK

MATIUS 9:35-38

Perikop ini merupakan pendahuluan atau pengantar bagi pasal berikutnya yang menceritakan tentang Kristus mengutus rasul-rasul-Nya. Ia memperhatikan orang banyak (ay. 36); Ia tidak hanya memperhatikan orang banyak yang mengikuti-Nya, melainkan juga orang banyak yang (sambil Ia lewat) dilihat-Nya memenuhi daerah pedesaan. Ia memperhatikan bagaimana kota-kota dan desa-desa itu terpenuhi dengan jiwa-jiwa, dan betapa padat penduduknya; bagaimana banyaknya jemaat di setiap rumah ibadat, dan bagaimana gerbang-gerbangnya dipenuhi dengan kumpulan orang banyak. Sungguh pesatnya pertumbuhan penduduk bangsa itu. Perhatian kita terhadap orang lain menunjukkan bahwa kita mengasihi orang tersebut.

Mengasihi Tuhan dengan segenap hati nyata, ketika kita rindu membawa jiwa kepada Tuhan.

Teladan apa yang perlu kita contoh dari perbuatan Yesus?

  1. Ia mengasihi mereka dan peduli dengan mereka.(ay. 36); tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan terhadap mereka, bukan tergerak oleh karena masalah duniawi, seperti ketika Ia mengasihani orang buta, orang lumpuh, dan orang sakit, melainkan karena masalah rohani. Mereka lelah, mereka miskin, susah, dan letih bahkan mereka terlantar seperti domba yang tidak bergembala.

Dalam versi/pendapat Barnes “Mat 9:36 But when he saw the multitudes - That followed him from place to place. When he saw their anxiety to be instructed and saved.

“Tetapi ketika Ia lihat orang banyak- [yang] mengikuti Dia dari satu tempat ke lain tempat. Ia lihat ketertarikan mereka untuk diajar/diperintah dan diselamatkan.

Jadi memang benar-benar orang banyak saat itu sangat perlu dan harus diajar supaya mereka mendapat keselamatan.

Siapakah Tuaian itu?

Dalam ayat 37 mengatakan “Tuaian memang banyak…”. Yesus memperingatkan semua orang percaya agar selalu mengingat bahwa orang yang terhilang mempunyai jiwa abadi yang sangat berharga dan harus tinggal di sorga atau di neraka, dan bahwa banyak dari mereka dapat diselamatkan apabila ada yang memberitakan Injil kepada mereka. Pernyataan ini berarti memberitahukan bahwa “tuaian atau θερισμος” itu adalah orang-orang yang percaya dan orang-orang yang belum percaya. Sebab tujuan pemberitaan Injil kepada orang-orang percaya adalah untuk meneguhkan iman mereka, sedangkan tujuan pemberitaan Injil kepada orang-orang yang belum percaya adalah untuk mempertobatkan mereka sehingga percaya kepada Yesus dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Jadi tuaian itu harus dituai, sebab masa menuai harus menuai. Jikalau masa menuai itu tidak menuai maka tuaian itu akan terhilang. Hal ini mengungkapkan kepada para penuai bahwa ini adalah suatu kesempatan (kairos/anugrah) yang harus tidak dilewatkan, atau diabaikan begitu saja.

  1. Ia menggugah murid-murid-Nya untuk berdoa bagi mereka (ay.37-38). Rasa kasihan-Nya membuat Dia merancang suatu sarana demi kebaikan orang-orang ini. Tampak bahwa pada kejadian ini sebelum Ia mengutus para rasul-nya Ia sendiri menghabiskan waktu-Nya untuk berdoa. Perhatikanlah, kita harus mendoakan orang-orang yang kita kasihani. Setelah berdoa kepada Tuhan bagi mereka, Ia berbalik kepada murid-murid-Nya dan memberitahu mereka.

Siapakah yang akan menuai?

Bagaimanakah permasalahannya? ….tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit….Kata “pekereja-pekerja/έργαται (jamak)” artinya orang-orang yang sangat dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan. Orang memerlukan pengajaran yang baik akan tetapi hanya ada sedikit pengajar yang baik. Jadi ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, dan ada banyak hal yang baik dan besar mungkin untuk dilakukan, namun dibutuhkan tangan-tangan yang mau melakukan pekerjaan itu.

Dalam ayat 9:38 “Mintalah kepada tuan…mengirimkan..”. Ayat ini mengungkapkan salah satu prinsip rohani Tuhan sendiri. Sebelum Ia bertindak, biasanya Tuhan memanggil umat-Nya untuk berdoa. Hanya setelah umat-Nya berdoa barulah Tuhan melakukan pekerjaan-Nya. Dengan kata lain, Tuhan membatasi diri-Nya pada doa-doa umat-Nya. Jelaslah konteksnya dalam ayat 35, bahwa macam pekerja yang diinginkan Yesus dalam pekerjaan-Nya adalah mereka yang (1) mengajar dan memberitakan Injil Kerajaan (9:35), (2) menyembuhkan orang sakit dan (3) mengusir roh jahat (10:1).

Ada beberapa hal yang perlu kita pelajari dari perikop ini;

a) Tuhan adalah Tuan yang empunya tuaian; Bapa-Kulah pengusahanya (Yoh 15:1). Tuaian itu di kumpulkan bagi-Nya dan untuk melayani-Nya, untuk pekerjaan dan kehormatan-Nya.”Kamu adalah kawan sekerja Tuhan ( I kor 3:9). Ia memberikan perintah sesuai dengan kehendak-Nya atas segala sesuatu yang berhubungan dengan tuaian itu; kapan dan dimana para pekerja akan bekerja, dan berapa lama. Mereka yang ingin ambil bagian dalam pekerjaan menuai itu boleh merasa terhibur bahwa Tuhan sendirilah yang memimpin, yang pasti akan mengatur segala sesuatunya dengan sempurna.

b) Para pelayan Tuhan adalah, dan harus menjadi pekerja-pekerja dalam tuaian Tuhan; pelayanan adalah sesuatu pekerjaan, dan harus dilaksanakan sebagaimana mestinya. Pelayanan itu adalah pekerjaan menuai, suatu pekerjaan yang dibutuhkan. Pekerjaan ini menghendaki agar segala sesuatunya harus dilakukan pada masanya, dan dibutuhkan ketekunan untuk menuntaskannya. Namun pekerjaan ini sungguh menyenangkan; mereka menuai dengan sukacita, dan sukacita yang dirasakan para pengabar injil disamakan dengan sukacita diwaktu panen (Yes. 9:2-3). Orang yang menuai menerima upahnya; upah pekerja yang menyabit rumput diladang Tuhan tidak akan ditahan, seperti upah buruh yang digambarkan dalam Yakobus 5:4.

c) Tuhanlah yang mengirim pekerja-pekerja, sedangkan Kristus mempersiapkan pelayan-pelayan-pelayan Tuhan (Ef. 4:11), Dialah yang menetapkan pekerjaan, menentukan persyaratannya, dan memberikan panggilannya. Orang yang bekerja tanpa diutus, yang tidak memenuhi syarat, dan tidak mendapat panggilan, tidak akan diakui maupun dibayar sebagai pekerja. Bagaimanakah mereka dapat memberitakan Injil, jika mereka tidak diutus?

d) Semua orang yang mengasihi Kristus dan mengasihi jiwa-jiwa harus menunjukkannya dengan berdoa secara sungguh-sungguh kepada Tuhan, terutama apabila tuaiannya banyak, agar Dia mau mengirimkan pekerja-pekerja yang sangat ahli, setia, bijaksana, dan rajin untuk mengerjakan tuaian-Nya. Mereka juga harus berdoa agar Dia mau membangkitkan pekerja-pekerja yang sesuai dengan kehendak-Nya, untuk mempertobatkan para pendosa dan meneguhkan orang-orang beriman.

Dari semua hal-hal diatas, marilah kita semakin menyadari bahwa kita para pelayan Tuhan sangat dibutuhkan dalam ladang pelayanan, khususnya jiwa-jiwa yang belum mengenal Kristus. Jadikanlah pesan/amanat Agung Tuhan Yesus menjadi tanggung jawab dan kewajiban dalam hidup kita.

Ayat penutup; Matius 28:19-20