Kamis, 16 April 2009

Kematian Kristus menjadi Sentral Kemenangan Hidup Orang Kristen


OLEH: ERWIN SUDARMONO SIMANJUNTAK

KEMATIAN KRISTUS MENJADI SENTRAL KEMENANGAN HIDUP ORANG KRISTEN

MARKUS 15:20b-41

Kata “kematian” dalam seluruh Alkitab terdapat 62 kali disebut. Kematian dalam basaha inggris “dying = mati, meninggal, tutup usia yang diidentikkan dengan sengsara/mengerikan” dan “Death = meninggal dunia, kematian, kebinasaan, maut”. Kematian Tuhan Yesus yang dimaksudkan disini yaitu “dying”. Tuhan Yesus telah mengalami ini, sepanjang pengalaman-Nya membawa Salib mulai dari Istana raja Pilatus sampai kebukit Golgata menjadi pengalaman-Nya yang sangat mengerikan dan sangat menyakitkan, tetapi Tuhan Yesus melewati semuanya itu yang walaupun banyak orang menentang-Nya, menghina-Nya, menyesah-Nya ataupun melontarkan hal-hal yang salah terhadap DIA bahkan Mengatakan bahwa Dia adalah orang berdosa.

BARNES mengatakan “Kematian Tuhan Yesus yaitu kematian yang mengerikan, dalam pengertian sesuatu yang setara dengan sekarat atau yang menunjukkan bahwa Ia diunjukkan kepada kematian kejam”.

Kematian Yesus menjadi awal dari kemenangan setiap orang yang percaya. Kematian Yesus juga bukanlah merupakan kejadian atau kondisi yang membawa diri-Nya kepada sesuatu Misi yang salah akan tetapi DIA telah melakukan Misi yang benar yang walaupun kelihatannya bahwa Yesus mengalami kekalahan. Akan tetapi di dalam Kematian-Nya disitulah letak Kemenangan-Nya.

Tujuan yang dicapai oleh kematian Kristus yaitu kemenangan atas kuasa dunia, yang melibatkan konsep dunia roh yang jahat yang tak kelihatan. Manusia berada dalam perhambaan dan perbudakan bukan hanya kepada dosa, kematian melainkan juga kepada dunia rohaniah yang jahat. Misi Kristus yaitu untuk menghancurkan segala perbudakan dosa yang ada didalam dunia dan yang ada didalam diri manusia. Oleh karena itu Kematian Kristus Yesus di bukit Golgata adalah untuk merekonsiliasi (menyatukan,menggabungkan, memulihkan, disesuaikan, dilunaskan, diperbaiki), menyelamatkan dan menyadarkan.

“KEMATIAN YESUS KRISTUS MENJADIKAN ORANG-ORANG YANG PERCAYA KEPADA-NYA MENJADI LEBIH DARI PADA PEMENANG”

Mengapa kematian Kristus menjadi sentral kemenangan hidup bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya?

1. Kematian Kristus bukan memisahkan tetapi Rekonsiliasi (ay. 27-28)

Rekonsiliasi adalah Karya Tuhan melalui kematian Kristus, dan yang membuat orang berdosa dibawa dari permusuhan Tuhan kepada suatu keadaan persekutuan rohani dan keharmonisan dengan Dia. Itu adalah suatu gerakan dari keterasingan pada pemulihan.

Kematian Kristus menjadikan rekening dosa kita boleh dikatakan berimbang dalam istilah lain lunas atau tidak ada hutang lagi sehigga kita tidak lagi mempunyai utang dosa yang tidak dapat kita bayar. Walaupun ini belum tentu focus Roma 5:10, istilah rekonsiliasi sering dipakai dalam akuntansi. (a). Kita berbicara mengenai merekonsiliasi rekening Koran kita dengan checkbook kita untuk memastikan bahwa angka dikedua tempat itu cocok dan kita tidak menulis cek kosong dimana-mana. Kerusakan karena rekening Koran yang tidak direkonsiliasi, sudah jelas, sama seperti hubungan yang tidak direkonsiliasi antara hubungan Tuhan dengan manusia berdosa atau keretakan dalam persekutuan. (b). Rekonsiliasi juga berhubungan dengan dihilangkannya permusuhan dan pemulihan keharmonisan dalam suatu hubungan. Artinya ialah karena tembok yang memisahkan pihak-pihak yang memisahkan pihak-pihak yang bermusuhan telah dibongkar; keretakan antara mereka sudah pulih.

Demikian juga halnya, dalam ayat 28 dikatakan bahwa “..Ia akan terhitung diantara orang-orang durhaka”, dalam pengertian bahwa Dia berada ditengah-tengah orang berdosa atau penyamun (ay. 27). Tetapi apakah tujuan semuanya ini? Hingga Tuhan Yesus harus berada ditengah-tengah orang Berdosa? Tidak lain lagi tujuan-Nya adalah merekonsiliasi orang-orang berdosa dengan Tuhan Bapa. Dan Paulus menegaskan lagi dalam 2 Kor. 5:21”..Ia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Tuhan”. Jelas sekali bahwa Yesus adalah Subyek yang merekonsiliasi.

- Oleh karena itu jikalau anda masih memiliki permusuhan, tidak senang, iri hati, sakit hati, perasaan terluka, akar pahit,bahkan rasa benci, seolah-olah rasa ini tidak akan terlupakan, Saat ini mari kita berkata “Tembok-tembok pemisah ini, dosa-dosa pemisah ini kami bersatu hati kami hancurkan didalam Nama Tuhan Yesus”.

- Mari kita merekonsiliasi hidup kita dengan yang memusuhi kita dan yang kita benci (efesus 4:31..”..segala kepahitan,..”) supaya kita diampuni oleh Tuhan (Mrk 11:25..”dan jika kamu berdiri untuk berdoa,ampunilah dahulu….). Ingat sebelum berdoa ampuni dahulu sesuatu yang ada dalam hatimu.

- Dalam Lukas 17:3-4, jadilah menjadi seseorang yang merekonsiliasi.

2. Kematian Kristus bukan DIA diselamatkan tetapi Menyelamatkan (ay. 30-31)

Mengapakah orang-orang farisi dan ahli Tarurat harus bertanya seperti itu kepada Yesus? Karena mereka tidak mengerti siapa sebenarnya Yesus, mereka tidak tahu Misi dari pada Tuhan Yesus dan mereka tidak tahu kehendak daripada Bapa. Dan ini adalah dorongan dari pada niast si iblis, sebab ini adalah suatu cara, sikap yang tampil untuk menghalangi Misi Tuhan Yesus.

“…Orang lain Ia selamatkan, tetapi Ia sendiri tidak diselamatkan..”. Sebenarnya bahwa Tuhan Yesus bukanlah menyelamatkan diri-Nya sendiri, tetapi Misi-Nya adalam menyelamatkan orang berdosa atau yang percaya kepada Yesus. Sebab Tuhan Yesus adalah keselamatan itu (Yohanes 14:6), jadi tidak perlu keselamatan bagi-Nya. Bukan orang sehat yang memerlukan tabib/dokter tetapi orang sakit. Markus 2:17. Jadi Misi Tuhan Yesus adalah memanggil orang yang berdosa.

Mengapa Tuhan Yesus menyelamatkan manusia harus melalui kematian? Karena Tuhan Yesus Rela “mewakili,menggantikan” manusia dari hukuman maut oleh karena Dosa manusia, sebab tuntutan dosa yaitu maut harus terpenuhi atau terlaksana supaya orang berdosa dapat didamaikan atau diselamatkan. Menurut TAYLOR “Kristus dengan rela menempatkan diri-Nya ke bawah kutuk dosa, memasuki kekelamannya yang terdalam, turut bersama manusia menanggung beban dan hukuman yang dasyat, maka sulit menolak bahwa Ia bukan hanya mati “bagi” saya melainkan Ia juga mati “menggantikan” saya, oleh karena kematian-Nya, maka saya tidak akan mati, melainkan akan hidup kekal bersama-Nya”. Dengan kematian-Nya yang merupakan hukuman terhadap dosa, maka Ia melepaskan saya dari pengalaman itu. Dalam ketaatan-Nya menjalani hukuman Tuhan terhadap dosa, maka IOa telah melepaskan saya dari hukuman itu.

Kejadian atau pengorbanan diatas merupakan teladan bagi orang yang sudah diselamatkan, untuk mau berkorban demi Kristus dan terhadap sesame bahkan sekalipun kita harus menyerahkan nyawa kita buat sahabat kita (Yohanes 15:13; Amsal 17:17)

3. Kematian Kristus bukan menentang tetapi Menyadarkan (ay. 29,30,39)

Dalam ayat 29,30 bahwa orang-orang Farisi menentang Yesus ataupun menghujat-Nya karena mereka sangat membenci Yesus. Tetapi Yesus tidak kembali menentang mereka malahan Yesus mengasihi dan menyadarkan mereka. Buktinya bahwa diantara mereka atau salah satu prajuirit sedang melihat atau mengamati kematian Yesus, dia tersadar ataupun percaya bahwa Yesus adalah benar-benar Anak Tuhan dan Mesias.

Hal ini kematian Kristus tidak malah menentang orang-orang yang membenci Dia, dan yang tidak menerima Dia, tetapi melalui kematian-Nya, Dia telah berhasil memenangkan orang yang membenci Dia dan membawa pada perubahan yaitu kesadaran.

Sering kita melakukan sesuatu tindakan bukan malah membuat orang yang membenci kita menjadi sadar akan tetapi malah kita membuat orang itu semakin membenci kita. Jikalau orang membenci kita jangan kita balik membenci dia akan tetapi sebaliknya kita harus mengasihi dia ( Matius 5:39) Supaya apa? Supaya dia tahu bahwa kita tidak membenci dia melainkan mengasihinya. Demikian juga halnya Yesus orang-orang yang membenci-Nya bukan Dia membalas-Nya sehingga dengan kematian-Nya membuat orang banyak bertobat yang sedang melihat Yesus ketika mati.

Kematian Kristus disertai paling sedikit empat kejadian ajaib; kegelapan, terbelahnya tirai di Bait Tuhan, Gempa bumi,dan orang mati bangkit dari kuburan mereka. Sebab itu Kematian Yesus tidak lepas dari perhatian orang. Semua orang tahu bahwa sesuatu yang berarti telah terjadi.

Berilah sesuatu yang berarti buat Tuhan dan juga buat sesama, sebab Tuhan telah menyadarkan kida dari dosa, oleh karena itu kita juga perlu menyadarkan orang dari dosa mereka supaya mereka sadar dan bertobat dari setiap kesalahan mereka, bukan membuat orang semakin membenci kita akan tetapi menyadarkannya (Lukas 17:3) “Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia”.

Tuhan Yesus Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar